Cerita Gempa Bumi Dari Masyarakat Bali

Dahulu ketika jama kerajaan, ada seorang janda beranak dua, laki-laki dan perempuan. Pada waktu itu Danau Bratan belum ada. Singkat cerita, sang ibu mempunyai hubungan dengan siluman ular besar, atau ular Naga yang berdiam di dalam lubung padi di dekat rumahnya. Lama kelamaan sang anak mulai menaruh curiga, kenapa ibunya setiap pulang dari hutan selalu naik ke lumbung.

Dongeng Asal Usul Pulau Bali

Sebuah kisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorangdi brahamana (pendeta) yang bernama Empu Sidi Mantra. Ia seorang pendeta yang kaya raya dan terkenal sakti mandraguna. Selain itu, ia juga memiliki seorang istri yang cantik jelita dan seorang putra yang gagah dan tanpan bernama Manik Angkeran. Meski demikian, pendeta itu tidak bisa hidup tenang dan bahagia, karena anak semata wayangnya, Manik Angkeran, memiliki sifat tidak terpuji, yaitu gemar berjudi. Ia selalu mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya dan berhutang kepada orang lain ketika kalah berjudi. Hal inilah yang membuat Empu Sidi Mantra dan istrinya merasa resah, karena hampir setiap hari orang-orang mendatangi rumahnya untuk menagih hutang putranya. Keadaan tersebut berlangsung hingga bertahun-tahun, sehingga lambat-laun harta kekayaan sang Empu terkuras habis.

Makna Arca Dewa Ganapati

Om Swastiastu, Saat ini kita sering melihat rumah yang di dalam pekarangannya itu terdapat patung Dewa Ganesha menghadap keluar dari pintu gerbang dari sebuah rumah. Patung yang ada di rumah itu sudah pasti patung Ganesha yang sudah diupacarai secara Hindu oleh orang yang menaruh patung Dewa Ganesha itu dirumahnya.

MENGAPA DOSA ITU TIDAK BISA DITEBUS...???

  Saudara-sadaraku yang berbahagia, setiap hari rasanya saya ingin berkomunikasi dengan anda, karena saya merasakan sesuatu yang banyak saya dapati melalui komunikasi kita. oleh karena itu sekarang saya ingIn menyampaikan sesuatu yang sering saya dapati saat memberikan Dharma Wacana berupa pertanyaan. Dari sekian banyak yang menanyakan pertanyaan sejenis maka terketuk hati saya untuk menulis di media ini, guna dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama kita.

Moment Ulang Tahun Dihari Kemenangan Dharma


Sekarang bertepatan tanggal 29 agustus 2012 adalah moment yang sangat berarti dalam sejarah hidup saya. Munghkin sangat jarang orang yang ulang tahunnya seperti saya dan mungkin sebagian temen-temen bilang kalau ini hanyalah suatu kebetulan semata tapi apapun itu saya sangat senang sekali hari ini dan dikesempatan ini saya ingin berbagi sama temen-temen bloger tentang kemeriahan ulang tahun saya yang ke 23 yang bertepatan pula dengan hari raya agung kemenangan Dharma atas Adharma...

Share Jenis IP Address

Kelas Alamat IP

Kelas Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

Adat Hindu Harus Selalu ‘’Nutana’’


       Weda, sabda suci Tuhan dengan syair suci yang disebut Mantra, berjumlah sebanyak 20.389 Mantra. Isinya adalah Sanatana Dharma atau kebenaran yang kekal abadi. Artinya, isi ajaran Weda itu tidak akan pernah lekang atau usang oleh ruang dan waktu. Kapan saja dan di mana saja kebenaran Weda itu akan tetap berlaku. Karena isi Weda itu universal. Maka, berbagai pustaka Hindu menyatakan bahwa Weda itu harus ditradisikan sesuai dengan keberadaan zaman dan umat penganut Weda.
       Agar selalu dapat mengikuti kebutuhan dan perkembangan zaman maka Sarasamuscaya 260 menyatakan dengan istilah Weda Abhiyasa. Artinya, Weda itu hendaknya diterapkan menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi adat istiadat yang membudaya diikuti oleh umat penganut Weda. Demikian juga

KEARIFAN HARI RAYA GALUNGAN

Enam bulan sekali, dalam perhitungan kalender Bali, disebutkan lah sebuah perayaan hari besar agama Hindu yakni hari Raya Galungan dan Kuningan. Kesibukan krama Hindu telah tampak sebelum perayaan Galungan tiba. Beberapa hari sebelum galungan, mereka telah melampaui perayaan yang beruntun diantaranya Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyajaan Galungan, Penampahan hingga hari Raya Galungan tiba. Pasar pasar tradisional pun akan tampak sesak kala Menjelang Galungan. Hari besar umat hindu akan memberikan limpahan rejeki bagi siapapun... tidak memandang agama maupun ras. Umat Hindu akan saling berbagi..